Masalah Kereta Trolley (Trolley Problem)
![[Trolley Problem.wav]]
Sejarah dan latar belakang masalah kereta trolley.
Masalah Kereta Trolley adalah eksperimen pemikiran etika yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an untuk memahami trade-offs moral. Dalam skenario ini, seseorang harus memilih antara membiarkan kereta melukai sekelompok orang atau mengubah jalurnya untuk melukai seseorang yang lain.
Skenario dasar: Apa yang akan Anda lakukan jika Anda dihadapkan pada situasi tersebut?
Dalam situasi dasar dari Masalah Kereta Trolley, seseorang diberi pilihan untuk tidak melakukan apa-apa, yang akan mengakibatkan kereta menabrak lima orang, atau menarik tuas untuk mengalihkan kereta ke jalur lain, di mana kereta akan menabrak satu orang.
Variasi dari Masalah Kereta Trolley
Mengganti jumlah orang di jalur kereta.
Dalam variasi ini, jumlah orang di masing-masing jalur kereta dapat diubah untuk menguji bagaimana pilihan moral seseorang berfluktuasi berdasarkan jumlah nyawa yang dipertaruhkan. Misalnya, bagaimana jika membiarkan kereta melaju akan menabrak sepuluh orang dibandingkan dengan satu di jalur alternatif?
Trolley Problem tipe B
Masalah Kereta Trolley Tipe B merupakan variasi dari dilema moral kereta trolley asli. Dalam skenario ini, seorang individu berada di sebuah jembatan di atas rel kereta. Di jalur kereta, ada lima orang yang terikat dan tidak dapat bergerak. Sebuah kereta trolley sedang melaju menuju mereka. Di sebelah individu tersebut ada seorang pria berbadan besar. Satu-satunya cara untuk menghentikan kereta dan menyelamatkan kelima orang tersebut adalah dengan mendorong pria berbadan besar ke jalur kereta, yang akan mengakibatkan kematiannya tetapi akan menghentikan kereta.
Skenario lain yang serupa tetapi berbeda (misalnya, masalah dokter).
Sebagai perluasan dari Masalah Kereta Trolley, ada skenario lain seperti 'Masalah Dokter', di mana dokter harus memilih antara menyelamatkan lima pasien dengan menggunakan organ dari satu pasien sehat tanpa persetujuannya. Ini menantang batas-batas etika dan moral dalam konteks yang berbeda namun sama-sama sulit.
Penerapan Masalah Kereta Trolley dalam Hukum dan Moralitas
Bagaimana hukum menangani situasi seperti masalah kereta trolley?
Hukum biasanya mengejar keadilan dan perlindungan terhadap individu. Dalam kasus seperti Masalah Kereta Trolley, hukum mungkin tidak selalu memberikan jawaban yang jelas, tetapi biasanya memberikan panduan tentang bagaimana mengambil keputusan dalam situasi yang membingungkan dan berisiko.
Apakah keputusan moral selalu sesuai dengan keputusan hukum?
Tidak selalu. Sementara hukum berfungsi sebagai panduan bagi masyarakat, ada saat-saat di mana apa yang dianggap "benar" dari sudut pandang moral mungkin bertentangan dengan hukum yang berlaku.
Moral Machine
Lihat Moral Machine
Ringkasan Artikel: The Moral Machine Experiment (Awad et.al)
Dengan perkembangan cepat kecerdasan buatan, muncul kekhawatiran tentang bagaimana mesin akan membuat keputusan moral. Untuk mengatasi tantangan ini, peneliti meluncurkan "Moral Machine", sebuah platform eksperimental online yang dirancang untuk mengeksplor dilema moral yang dihadapi oleh kendaraan otonom. Platform ini berhasil mengumpulkan 40 juta keputusan dari jutaan orang di 233 negara dan wilayah. Hasil eksperimen ini menunjukkan preferensi moral global, variasi preferensi berdasarkan demografi responden, dan variasi etika lintas budaya.
Eksperimen ini menunjukkan bahwa ada preferensi kuat untuk menyelamatkan manusia daripada hewan, menyelamatkan lebih banyak nyawa, dan menyelamatkan nyawa yang muda. Meskipun demikian, ada perbedaan moral yang signifikan berdasarkan karakteristik individu dan budaya. Sebagai contoh, ada perbedaan dalam preferensi untuk menyelamatkan anak-anak atau orang dewasa berdasarkan negara atau wilayah.
Kesimpulannya, pemahaman tentang ekspektasi sosial mengenai bagaimana kendaraan otonom harus menyelesaikan dilema moral sangat penting. Meskipun etika kecerdasan buatan harus mempertimbangkan moralitas publik, keputusan tentang prinsip etika yang akan memandu kendaraan otonom tidak boleh sepenuhnya didasarkan pada opini publik saja, tetapi juga harus mempertimbangkan pandangan ahli etika.